SatuAcehNews | Aceh Timur – Sejumlah warga yang terdampak banjir di Desa Sah Raja, Kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur, hingga kini masih kehilangan tempat tinggal.
Sebagaimana informasi diperoleh SatuAcehNews, hingga Minggu (29/01/2023) masih ada warga yang mengungsi ke tempat aman maupun menumpang tinggal di rumah-rumah tetangga dan saudaranya.
Banjir yang terjadi pekan lalu dengan ketinggian debit air mencapai 2,5 meter menyebabkan sebagian rumah warga rusak dan bahkan hanyut terbawa arus deras banjir. Warga berharap adanya perhatian dari Pemerintah.
“Sejak kejadian belum satupun dari para pihak Kecamatan Pante Bidari ataupun Kabupaten Aceh Timur berkunjung ke Dusun Sarah Gala Desa Sahraja. Padahal diketahui bahwa Desa ini salah satu Desa yang paling rawan bencana banjir ditambah lagi lokasi yang terpencil sehingga memungkinkan saat bencana masyarakat akan terisolir,” kata salah seorang warga terdampak banjir.
Disebutkan, sebagian ada yang rumahnya rusak berat dan roboh, bahkan ada yang rumahnya hanyut. Mereka kehilangan tempat tinggal, namun sebagian ada yang memperbaikinya sendiri. “Kami harap adanya perhatian dari Pemerintah,” imbuh warga tersebut.
Sementara untuk bantuan berupa logistik baru tiba pada Jum’at (27/01/2023). Artinya, bantuan tersebut tiba setelah banjir surut atau lima hari pasca dilanda banjir. Geuchik Desa Sah Raja, Sulaiman, kepada SatuAcehNews, membenarkan hal itu.
“Iya betul pak, bantuan baru sampai kemarin (27 Januari), kami yang jemput ke Kecamatan. Awalnya kami menunggu tambahan bantuan lain, namun ternyata tidak ada. Sedangkan bantuan yang sudah ada kalau dibagi tidak cukup,” kata Sulaiman.
Guna mencukupi kebutuhan bantuan, kata Sulaiman, ia membeli sepuluh sak beras agar tercukupi. Ditanya apakah Pemerintah setempat sudah turun ke desa terpencil tersebut? Sulaiman menjawab, hingga sekarang belum.
“Sampai sekarang belum datang pihak Pemerintah. Awal banjir memang sudah kami coba untuk menjemput Muspika, namun kami pun juga tidak berani karena banjirnya meninggi. Waktu itu Pemerintah (Muspika) cuma bisa lewat sampai Pante Labu saja, karena kalau kemari tidak bisa dilalui,” terang Sulaiman.
Adapun Dusun di Desa itu yang terdampak banjir, kata Sulaiman, meliputi Dusun Pureng, Dusun Sarah Gala, dan Sah Raja. Di tempat tertentu ketinggian air mencapai hingga 2,5 meter.
“Banyak warga yang kehilangan harta maupun benda berharga akibat banjir kali ini, dan ini terparah sejak banjir yang pernah terjadi di tahun 2006. Anak-anak yang masih sekolah juga kehilangan seragam sekolah mereka,” tukas Sulaiman. (CSB)